Selasa, 29 November 2011

Perbedaan zat warna tekstil


Secara garis besar zat warna tekstil dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan struktur molekulny dan pewarna pada bahan ( Isminingsih, 1997:12 ).
1.   Zat warna berdasarkan stuktur molekulnya. Dalam golongan ini, zat warna dilihat dari stuktur pokoknya. Beberapa contohnya adalah nitro mengandung struktur pokok RNO2, monoazo mengandung struktur pokok R-N = N-R dan antrakuinon.
2.   Zat warna berdasarkan cara pewarnaan pada bahan yang akan diwarnai contoh dari penggolongan ini adalah:
a.       Zat Warna Asam
Zat warna jenis ini mengandung asam-asam mineral atau asam organik yang dibuat dalam bentuk garam-garam natriu dan asam organik dengan gugus anion yang merupakan gugus pembawa warna yang aktif, sehingga zat warna ini sering pula disebut zat warna anion. Pada umumnya zat warna asam berbentuk garam=garam asam sulfonat dan garam-garam asm karboksilat. Zat beribteraksi dengan serat dengan ikatan elektrovalen. Zat warna ini merupakan zat warna yang sering digunakan pada serat sutera dan wol. Dalam perkembangan selanjutnya, zat warna dipergunakan lebih luas lagi dalam pewarnaan serat asetat, nilon, akrilik, dan monoakrilik. Contoh zat warna asam : Solophenyl Turquoise Blue.

HN = N                                          SO3Na
b.      Zat Warna Basa
Zat warna ini pada umumnya merupakan garam-garam klorida atau oksalat dari basa-basa organik, misalnya ammonium oksalat dan sering pula merupakan garam rangkap dengan seng klorida. Zat warna ini mempunyai afinitas yang rendah dan beberapa diantaranya ada yang tidak mempunyai afnitas sama sekali terhadap serat maka diperlukan sebuah agen pengikat. Senyawa yang dapat mengikat zat warna basa kedalam serat dikenal dengan senyawa mordan. Contoh zat warna basa : Auramin G (Cl Basic Yellow: Cl 41005).

      Zat Warna Langsung (direct dye)
Zat warna direct (direct dye) yaitu zat warna yang dapat mewarnai langsung dengan suatu proses penyerapan tanpa bantuan agen pengikat warna. Jika tekstil yang akan di warnai mempunyai gugus polar, seperti dalam serat polipeptida maka dengan memasukkannya suatu zat warna baik dengan gugus amino maupun dengan gugus asam kuat akan menyebabkan zat warna itu sendiri. Zat warna yang akan digunakan dalam percobaan ini merupakan jenis zat warna direct (zat warna langsung) dimana zat warna tersebut mempunyai gugus NaSO3. zat warna tersebut adalah zat warna Direct Blue 86 (Durazol Blue 86) yang memiliki struktur kimia sebagai berikut:

c.       Zat Warna Mordan
Zat warna mordan adalah zat warna yang dibuat tidak larut pada tekstil dengan mengkompleksikan atau menyepit (chelation) dengan suatu ion loga yang disebut mordan. Reaksi penyempitan pada permukaan tekstil akan menghasilkan zat warna permanen. Salah satu zat warna mordan tertua aalah alizarin, yang mebentuk warna yang berlainan bergantung logam yang digunakan. Misalnya: alizarin membirukan suatu warna merah mawar dengan Al3+ dan warna biru dengan Ba2+.

d.      Zat warna belerang
Zat warna belerang adalah zat warna yang setiap struktur molekulnya selalu terdapat rantai belerang sebagai kromofor dan gugus samping yang berguna pada proses pewarnaan. Zat warna ini tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam NaS sebagai larutan pereduksi dengan atau tanpa penambahan Na2CO3. Contoh zat warna belerang yaitu Cl Sulphur Blue 7 : Cl 53440.
e.       Zat Warna Azoat
Zat warna azoat adalah zat warna yang tebentuk didalam serat pada proses pewarnaan dan merupakan hasil reaksi komponen senyawa naftol dengan garam diazonium. Zat warna ini untuk mewarnai serat-serat selulosa. Contoh zat warna azoat : Fast Orange GC base.
f.       Zat Warna Dispersi
Zat warna dispersi merupakan senyawa antrakuinon dengan berat molekul rendah dan tidak mengandung gugusan pelarut. Zat warna ini mewarnai serat dengan bantuan zat pendispersi. Contoh: Cl Disperse Blue 3: Cl 61503

Tidak ada komentar:

Posting Komentar