Kamis, 24 November 2011

Degradasi Zat Warna Azo


Industri tekstil dari proses pewarnaan mengandung warna yang cukup pekat. Zat warna ini berasal dari sisa-sisa zat warna yang tak larut dan juga dari kotoran yang berasal dari serat alam. Warna selain mengganggu keindahan, mungkin juga bersifat racun dan sukar dihilangkan. Beberapa penelitian tentang biodegradasi zat warna khususnya zat warna azo telah dilaporkan (Seshadri dkk., 1994; Carliell dkk. 1995; Kenapp dan Newby, 1995 ; Nigam dkk. 1996; Oxspring dkk. 1996). Zat warna azo ini banyak digunakan dalam industri tekstil, makanan, obat-obatan dan kosmetika. Pada tahun 1990 di negara Amerika Serikat penjualan zat warna azo menduduki nomor teratas daripada golongan zat warna lain (Manurung, 2004).
Direct Blue 86 termasuk zat warna azo. Zat warna azo adalah senyawa yang paling banyak terdapat dalam limbah tekstil, yaitu sekitar 60 % - 70 % . Senyawa azo memiliki struktur umum RNNR’, dengan R dan R’ adalah rantai organik yang sama atau berbeda.
Senyawa ini memiliki gugus NN yang dinamakan struktur azo. Nama azo berasal dari kata azote, merupakan penamaan untuk nitrogen bermula dari bahasa Yunani a (bukan) + zoe (hidup). Untuk membuat zat warna azo ini dibutuhkan zat antara yang direaksikan dengan ion diazonium (http://ratualit.blogspot.com/2008/11/html ).
Mekanisme Degradasi Zat Warna Azo oleh Berkas Elektron Pada proses iradiasi awal, berkas elektron cepat yang dihasilkan MBE dapat mengeksitasi dan mengionisasi sistem di sekitarnya. Proses iradiasi terjadi hanya dalam beberapa detik (kira-kira paling lama 5 detik). Karena cuplikan dilarutkan dalam sistem air, maka dalam sistem itu elektron cepat akan berinteraksi dengan air membentuk track-track berupa spurs, short track, dan blobs. Spesi-spesi itu tidak terdistribusi secara merata tergantung pada linear energy transfer (LET) dari elektron tersebut. Dari  spurs tersebut timbul spesi-spesi reaktif dengan mekanisme reaksi seperti pada Gambar 1. Laju kecepatan terbentuknya radikal-radikal di atas dipengaruhi oleh G value masing-masing radikal (Christina, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar