Kamis, 24 November 2011

ADSORPSI UREA PADA MATERIAL CU-BENTONIT

1. Variasi pH
Cu-BP dimasukan ke dalam erlemenyer yang berisi larutan jenuh urea dengan perbandingan 1 g/50 mL. pH larutan urea divariasi pada kisaran 4 – 10 (4, 5, 6, 7, 8, 9, 10) dan dijaga konstan dengan larutan buffer. Campuran ditempatkan pada shaking machine dengan kecepatan 100 rpm selama 2 jam. Filtrat dipisahkan dengan cara sentrifuge. Masing-masing filtrat di analisis kadar residu urea dengan metode biuret.
 2. Variasi Konsentrasi Urea
Dari hasil optimasi pH, langkah selanjutnya adalah mencampurkan Cu-BP dengan larutan urea pada pH optimum dan dilakukan variasi konsentrasi (1, 3, 5, 7 dan 9 g/50mL). Tahapan selanjutnya sama dengan prosedur optimasi pH. Masing-masing filtrat di analsisi kadar residu urea dengan metode biuret.
3. Variasi Kecepatan Pengadukan
Dua parameter hasil optimasi dijadikan acuan untuk tahap berikut. Pada pH optimum dan konsentrasi urea tertentu, kecepatan pengadukan campuran divariasikan pada kecepatan 75 – 150 rpm ( 75, 100, 125, 150). Filtrat dipisahkan dengan cara sentrifuge. Masing-masing filtrat di analisis kadar residu dengan metode biuret.
4. Variasi Waktu Kontak
Untuk mengetahui pengaruh waktu kontak Cu-BP terhadap adsorpsi urea dilakukan variasi waktu kontak (1, 2, 3, 4, 5 jam). Masing-masing filtrat di analisis kadar residu urea dengan metode biuret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar