1. Variasi pH
Cu-BP dimasukan ke dalam erlemenyer yang berisi larutan jenuh urea dengan
perbandingan 1 g/50 mL. pH larutan urea divariasi pada kisaran 4 – 10 (4, 5, 6,
7, 8, 9, 10) dan dijaga konstan dengan larutan buffer. Campuran ditempatkan
pada shaking machine dengan kecepatan
100 rpm selama 2 jam. Filtrat dipisahkan dengan cara sentrifuge. Masing-masing
filtrat di analisis kadar residu urea dengan metode biuret.
2. Variasi Konsentrasi Urea
Dari hasil optimasi pH, langkah selanjutnya adalah mencampurkan Cu-BP
dengan larutan urea pada pH optimum dan dilakukan variasi konsentrasi (1, 3, 5,
7 dan 9 g/50mL). Tahapan selanjutnya sama dengan prosedur optimasi pH.
Masing-masing filtrat di analsisi kadar residu urea dengan metode biuret.
3. Variasi Kecepatan Pengadukan
Dua parameter hasil optimasi dijadikan acuan untuk tahap berikut. Pada pH
optimum dan konsentrasi urea tertentu, kecepatan pengadukan campuran
divariasikan pada kecepatan 75 – 150 rpm ( 75, 100, 125, 150). Filtrat
dipisahkan dengan cara sentrifuge. Masing-masing filtrat di analisis kadar
residu dengan metode biuret.
4. Variasi Waktu Kontak
Untuk mengetahui
pengaruh waktu kontak Cu-BP terhadap adsorpsi urea dilakukan variasi waktu
kontak (1, 2, 3, 4, 5 jam). Masing-masing filtrat di analisis kadar residu urea
dengan metode biuret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar